Tagged: apoteker, vaksin, vaksin palsu
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 6 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
-
June 27, 2016 at 6:47 am #2653
Hi farmasetikers!
Miris, disaat profesi apoteker mulai dikenal dan dihormati masyarakat, kasus Vaksin Palsu sedikit mencoreng Apoteker. Simak berita dari detik.com berikut ini.[caption id="" align="alignnone" width="780"] Tempat penangkapan dua tersangka (Foto: M Fida-detikcom)[/caption]
Di Apotek Rakyat ini 2 Tersangka Vaksin Palsu Diciduk
Sedikitnya 10 tersangka kasus vaksin palsu diciduk di sejumlah tempat. Dua tersangka di antaranya diciduk dari Apotek Rakyat Ibnu Sina di Blok BL01 BKS 050, Pasar Kramatjati, Jakarta Timur. Diduga apotek ini menjual vaksin palsu.
Menurut Ahmad (40), pemilik toko obat di depan apotek tersebut, polisi datang pada Selasa (21/6) siang. Proses penangkapan pada dua tersangka berlangsung cepat. “Polisi tidak pakai seragam, langsung nangkap. Penangkapan cepat, tidak pakai ribut-ribut,” kata Ahmad kepada detikcom, Minggu (26/6/2016).
Akibat penangkapan itu, penjualan di toko-toko obat di Pasar Kramatjati ikut terpengaruh. “Karena ada ini, yang lainnya terdampak. Karena ini jadi ramai,” katanya.
Agus (36) yang memiliki kios obat di samping Apotek Rakyat Ibnu Sina menuturkan, ada empat toko yang memiliki nama Apotek Rakyat Ibnu Sina yang dimiliki orang yang berbeda. Namun yang ditangkap adalah yang berada di Blok BL01 BKS 050. Namun karena penangkapan itu, tiga apotek rakyat yang sama itu ikut tutup.
“Ada empat toko yang namanya sama, sudah tidak jualan semua sekarang. Kalau toko-toko yang lain masih pada jualan,” katanya.
Mengapa ada 4 toko yang sama namanya, kata Agus, itu terkait dengan ongkos membayar apoteker dan perizinan.
“Mereka berat kalau suruh bayar gaji (apoteker), jadi join-an,” katanya. Dengan kerjasama ini, maka empat toko itu akan memiliki nama yang sama dan apoteker yang sama.
Agus menuturkan, tersangka dibawa polisi saat sedang nonton TV. “Kemarin ditangkepnya pas mereka lagi nonton TV. Ditanya: pak, benar namanya ini? Habis itu langsung dibawa polisi,” ujarnya.
Menurut Agus, penangkapan itu membuat toko-toko obat lainnya kena imbas. Penjualan jadi sepi.
Agus menuturkan, sebelum ada penangkapan, omzetnya bisa Rp 3 juta lebih dalam sehari. “Tapi sekarang bisa turun 70 persen. Cuma dapat Rp 1 juta saja, pusing juga. Semuanya terdampak,” curhatnya. Di pasar tersebut, menurut Agus, terdapat 50-an toko obat, herbal dan alat kesehatan.
Sumber : detik.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.