- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 5 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
-
July 9, 2016 at 4:47 pm #2906
Hi farmasetikers!
Setelah sebelumnya Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, Oscar Primadi mengklarifikasi insiden kemacetan di Tol Brebes [Baca : Klarifikasi Kemenkes : 13 Korban Meninggal Bukan Akibat Macet 1 Hari di 1 Tempat]. Kali ini memberikan tips pencegahan penyakit pernapasan pada arus balik lebaran. Selain itu, menghimbau agar memanfaatkan posko kesehatan yang telah disediakan oleh Kemenkes.Waspadai Penyakit Pernapasan pada Arus Balik Lebaran
Memasuki hari ke 3 paska lebaran, para pemudik masih berhadapan dengan kondisi khusus yang dapat berdampak pada masalah kesehatan. Dirut RSUP Persahabatan dr. Mohammad Ali Toha, MARS menyebutkan pemudik biasanya mengalami kelelahan karena perjalanan panjang, kurang istirahat, stress psikologis, asupan makanan yang tidak teratur dan tidak optimal, kepadatan populasi karena bertemu dengan banyak orang di perjalanan, kontak dengan tempat umum yang kurang higienis dan pajanan polusi udara selama di perjalanan.
“Masalah yang dihadapi oleh pemudik ini tentunya berdampak pada tubuh dan meningkatkan risiko masalah kesehatan secara umum maupun khusus pada pernapasan dan bahkan risiko kematian. Semua orang yang mudik memiliki risiko yang sama. Namun, risiko lebih tinggi pada populasi yang rentan seperti anak-anak, orang tua dan orang yang menderita penyakit kronik,” terang Ali Toha.
Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan dampak kesehatan paru dan pernapasan saat mudik dapat dilakukan oleh individu yang ingin melakukan mudik maupun balik ke Jakarta setelah mudik. Masing-masing individu dapat melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan. Ada 3 kategori upaya pencegahan dan penanganan, yaitu upaya primer, sekunder dan tersier.
A. Upaya Primer
Upaya primer bertujuan mencegah orang-orang tersensitisasi menjadi sakit dengan minimalisasi risiko, dengan cara:
1. Memastikan kondisi kendaraan baik, tidak ada kebocoran gas yang masuk ke dalam kabin mobil.
2. Memastikan kondisi kesehatan sehat sebelum berangkat.
3. Catat semua riwayat kesehatan anggota keluarga yang ikut, terutama terkait penyakit-penyakit yang diderita dan perhatian khusus pada anak-anak, orang tua dan orang dengan penyakit kronik.
4. Pada saat macet, bila menggunakan mobil, disarankan untuk tetap berada di dalam kendaraan asalkan tidak ada kebocoran gas ke dalam mobil. Tutup jendela dan pintu kendaraan mobil untuk mengurangi masuknya asap polusi dan partikel ke dalam kendaraan. Nyalakan AC dengan mode recirculate, jangan mode outdoor circulate yang mengambil udara dari luar.
5. Bila terjadi kemacetan total dan udara di luar tidak panas, matikan mesin mobil untuk mengurangi polusi udara di sekitar kemacetan.
6. Hindari menambah bahan polusi udara yang dapat masuk ke dalam tubuh misalnya tidak merokok.
7. Gunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru (terutama bila beraktivitas di luar ruangan dan pengguna motor). Bagi pengguna mobil, tetap sediakan masker untuk digunakan pada kondisi tertentu. Perhatikan cara penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat. Penggunaan masker atau respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi memfiltrasi/menyaring partikel.
8. Apabila memungkinkan, hindari kawasan atau area yang mengalami kemacetan saat mudik maupun arus balik, pilih jalur yang lebih lancar dan minim kemacetan.
9. Senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan bergizi dan sering mencuci tangan terutama setelah menggunakan fasilitas umum (mencuci tangan dapat menggunakan air atau handsrub berbasis alkohol).
10. Usahakan dapat istirahat selama perjalanan agar tubuh tetap fit, jangan dipaksakan untuk tetap mengemudi tanpa istirahat.
B. Upaya Sekunder
Upaya sekunder bertujuan deteksi dini dan pengobatan dini masalah kesehatan yang muncul, contohnya dengan upaya sebagai berikut :
1. Mengenali gejala atau keluhan paru dan pernapasan yang timbul. Perhatian pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua dan orang dengan penyakit sebelumnya (penyakit jantung, asma, PPOK dan penyakit paru lainnya), mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan. Hal ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.
2. Bila mencium bau gas, matikan mesin dan cek kendaraan apakah terjadi kebocoran gas ke dalam kabin.
3. Kenali gejala dan tanda keracunan gas CO ataupun CO2 sedini mungkin seperti sakit kepala, pusing, mual-mual. Bila hal itu terjadi segera keluar kendaraan, cari tempat teduh dan cari pertolongan medis segera.
4. Mempersiapkan obat-obatan untuk pertolongan awal. Bagi yang mempunyai penyakit sebelumnya, pastikan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi rutin cukup banyak tersedia selama perjalanan mudik maupun arus balik. Contohnya bagi penderita asma dan PPOK, bawalah obat-obat rutin yang biasa dikonsumsi.
5. Segera ke dokter/pelayanan kesehatan terdekat atau posko kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang timbul atau terjadi perburukan/serangan pada orang yang mempunyai penyakit jantung atau paru sebelumnya.
C. Upaya Tersier
Upaya tersier bertujuan mencegah komplikasi dan kematian pada populasi yang sudah menderita penyakit saat perjalanan mudik atau arus balik.
1. Apabila sudah terkena penyakit selama perjalanan, segera lakukan pengobatan maksimal dan teratur dengan berobat ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau posko kesehatan terdekat. Mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter dari fasilitas kesehatan tersebut secara teratur.
2. Jika diperlukan perawatan atau rawat inap, pengobatan harus dilakukan secara maksimal di asilitas pelayanan kesehatan. Rujukan ke tingkat pelayanan lebih tinggi perlu dilakukan apabila sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang tersedia belum mencukupi.
Sumber : sehatnegriku.com
Manfaatkan Poskes di Jalur Mudik
Kemungkinan padatnya volume kendaraan diprediksi terjadi di pertemuan arus Purbaleunyi dengan Cipali di km 68. Terkait hal ini Kemenkes bersama Kemenhub, Kepolisian, Dinas Kesehatan, BPJS, Pertamina, Jasa Marga, dan RS sekitar jalur mudik telah menyiagakan pos kesehatan.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Bambang Wibowo menegaskan adanya perubaham pola layanan kesehatan mudik. “Tim lebih aktif turun ke lapangan tidak hanya menunggu di pos kesehatan,” ungkapnya.
Menurut Bambang potensi kemacetan arus balik di Jateng diperkirakan bukan di tol, namun menjelang masuk tol, yaitu dari arah timur (Semarang/Pekalongan) dan selatan (Purwokerto). Untuk itu telah disiagakan 20 pos dengan ambulan roda 4 dan 2 di Brebes; dan 5 pos dengan ambulan roda 4 dan 2 di Tegal.
“Khusus masuk tol Brebes Timur dan Pejagan disiapkan masing-masing 3 ambulan roda 2,” tambah Bambang.
Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas di Jabar, sudah disiapkan 2 pos kesehatan yang terintegrasi dengan kepolisian dan PT. Jasa Marga. Tim kesehatan diprioritasksn di Tol Palimanan, selain di Plumbon, Ciperna, Kanci dan Losari.
Kemenkes berkoordinasi dengan Direktorat Angkutan & Multimoda Kemenhub memastikan petugas kesehatan dapat masuk tol jika keadaan darurat. “Pihak Kemenhub sudah menyetujui dan mengijinkan petugas kesehatan untuk masuk tol jika dibutuhkan,” ujar Bambang.
Sumber : sehatnegriku.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.