Tagged: apoteker, apoteker cilik
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 6 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
-
June 22, 2016 at 1:24 pm #2530
Hi Farmasetikers!
Detik.com mengabarkan adanya kegiatan pelatihan apoteker cilik di SD Kentungan Yogyakarta yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Piogama (Pusat Informasi Obat Gadjah Mada) dengan didampingi Prof. Zullies Ikawati. Berikut selengkapnya.
Seru! Saat Anak-anak SD Jadi Apoteker Cilik
Serunya pelatihan apoteker cilik di SD Kentungan Yogyakarta. Bahkan pemandunya sampai kewalahan menjawab keingintahuan para peserta.
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Hari itu, siswa-siswi kelas 5 A-B SD Kentungan dikumpulkan dalam satu ruangan. Dipandu tiga orang mahasiswa, mereka mengikuti evaluasi program apoteker cilik yang digagas Fakultas Farmasi UGM. Meski kegiatan itu berlangsung di bulan puasa, mereka terlihat sangat antusias. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Zullies Ikawati dan Triana Hetriani, dosen Farmasi UGM penggagas ‘Apoteker Cilik’ berharap pelatihan yang diberikan kepada anak-anak ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa SD di bidang obat dan makanan, serta terintegrasi dengan program UKS dan dokter cilik di sekolah. “Kita ingin anak tahu soal obat dan jajanan sehat dan jadi agen informasi untuk teman-temannya,” ungkapnya. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Evaluasi dilakukan dengan membagi kelas menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok akan di-rolling ke tiga pos yang berbeda. Pos pertama adalah pos pengenalan obat modern seperti tablet, kapsul, sirup, inhaler dan injeksi. Belum sempat ditanya, para siswa sudah bisa menjelaskan masing-masing jenis obat tersebut. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Menurut keterangan Sri Haryati, SPd.SD, selaku Kepala Sekolah SD Kentungan, program dilaksanakan setiap hari Kamis di mana siswa pulang satu jam lebih awal. Pesertanya berasal dari kelas 5. Di pos kedua ini, siswa dilatih mengenal obat tradisional dan menyebutkan manfaatnya. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Di pos ketiga, mahasiswa yang tergabung dalam Piogama (Pusat Informasi Obat memperkenalkan alat pengukur tekanan darah berikut stetoskopnya. Satu dua anak mengaku pernah memeriksa tekanan darah dengan alat mereka, namun yang paling membuat mereka antusias adalah mencoba mendengar detak jantung lewat stetoskop. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Mahasiswa juga menjelaskan bagaimana cara mengukur tekanan darah dengan alat tersebut. Setelah itu tak hanya ingin memegang saja, siswa-siswi yang rata-rata berusia 11 tahun itu langsung berebut untuk diperiksa tekanan darahnya. Saking serunya, ketika harus berpindah ke pos yang lain, sebagian anak memperlihatkan ekspresi kekecewaan. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="650"] Untuk menarik minat siswa, salah satu pos melakukan evaluasi dengan menggelar kuis menebak jenis tanaman obat. Dengan menutup mata, mereka dipegangi satu jenis tanaman obat dan diminta menebaknya hanya dengan mencium aromanya. Para siswa pun berebut memberikan jawaban yang tepat. (Foto: Rahma Lillahi S/detikHealth)[/caption]
Sumber : detik.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.