Tagged: iai, ikatan apoteker indonesia, Pp iai
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 5 years, 7 months ago by saskia.
-
AuthorPosts
-
April 15, 2018 at 11:23 am #9068
Hi farmasetikers!
Berikut ada tulisan dari Pembina PP IAI, Apoteker Chazali H. Situmorang, yang berjudul “KONGRES XX IAI: HEAD TO HEAD “JANUR”Setelah tulisan saya beberapa wakttu ( 26 Desember 2017) dengan judul KONGRES XX IKATAN APOTEKER INDONESIA MENUJU KE OLIGARKI ATAU DEMOKRASI menjadi viral di media sosial khususnya pada lingkungan insan Apoteker dan menghentak pikiran para teman sejawat dalam melihat masa depan Apoteker yang berhimpun dalam Ikatan Apoteker Indonesia untuk menuju kearah masa depan yang lebih baik.
Ada yang berpandangan kenapa saya baru getol sekarang mempersoalkan Pengurus cabang yang tidak diikutkan sebagai utusan pada Kongres XX mendatang ini pada hal AD/ART khususnya pada ART Pasal 19 ayat (2) f, *Pengurus Cabang adalah Peserta Kongres*. Sebenarnya persalan status PC ( Pengurus Cabang), sudah dipersoalkan hangat pada Kongres XIX yang lalu. Dimana PC yang hadir menuntut sebagai peserta sesuai AD/ART, tetapi karena PC yang hadir sedikit kalah suara dengan rombogan PD yang hadir lengkap, maka kehadiran PC diputuskan sebagai peninjau.
Dinamika sekarang ternyata lebih tinggi intensitasnya. Isu peserta Kongres XX adalah hanya Pengurus Pusat dengan Perangkatnya, dan PD dengan perangkatnya, menimbulkan semangat senasib dan sepenanggungan sebagian besar para PC-PC di Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk pengurusnya untuk memperjuangkan keikutsertaan mereka aebagai utusan peserta Kongres. Karena suatu kenyataan dengan jumlah Apoteker yang sudah cukup banyak ( ada yang menyebutkan sudah mencapai 60 ribu), menyebar di seluruh wilayah kabupaten/Kota. Bahkan saat ini 30% Puskesmas yang berjumlah 9.500 Puskesmas ada Apotekernya.
Bahkan di media sosial sudah viral gambar baju Kaos dengan tulisan *# Kongres XX IAI 2019, #Ganti Ketua Umum, #PP melanggar AD/ART, #PC melawan*. Sebagai bentuk perlawanan PC terhadap kebijakan PP yang tidak mengundang PC-PC ikut Kongres.
PP IAI menyadari dan merespons gelombang protes PC-PC, dengan menerbitkan Surat Nomor: B1.263/PP IAI/1418/IV/2018, tanggal 5 April 2018, Perihal : Pemberitahuan Kongres XX dan PIT IAI 2018, yang isinya mengharapkan kehadiran sejawat mengikuti kegiatan Kongres XX dan PIT 2018 IAI, pada Rabu– Sabtu /18-21 April 2018 di Labersa Grand Hotel and Convention Center, Jl.Labersa Tanag Merah Pekan Baru Riau. Surat ditanda tangani oleh Ketum dan Sekjen.*
Tetapi surat tersebut tidak lajim dalam hal mengundang suatu delegasi/ institusi, antara lain tidak mencantumkan fasilitas yang disediakan (akomodasi/Konsumsi), delegasinya berapa orang, apakah mandiri atau ada kontribusi biaya, harus membawa surat mandat dan lain sebagainya. Tetapi sudahlah kepada sejawat yang bertanya pada saya soai itu, saya katakan dapat dibicarakan di forum Pembukaan Kongres. Mungkin mereka kelupaan atau khilaf. Yang penting datang ke Kongres bagaimana caranya PC – PC tentu dapat mengatasi. Jadikanlah Kongres kali ini adalah Kongres Perjuangan Menuju Perubahan.
Head to Head JANUR ( JAMALUDIN – NURUL FALAH EDDY PARIANG)
Dari berbagai informasi yang didapat dan disampaikan oleh sejawat-sejawat yang akan ikut Kongres baik PP, PD maupun PC, sampai at ini mencuat dua calon Ketua Umum , yaitu Incumbent Ketum TS. Nurul Falah dan TS. Jamaludin saat ini Ketum PD Jateng. Kedua kandidat ini sudah melakukan roadshow ke Pengurus Daerah dan PC-PC utama untuk mendapatkan dukungan suara.
Banyak pihak menilai, rivalitas Nurul kali ini sangat berat, dengan penampilan Jamaludin yang lincah, dan ramah telah menyusun visi dan misinya bersama-sama PD yang mendukungnya. Termasuk juga tekad yang kuat untuk memperjuangkan agar status PC sebagai utusan Kongres XX sesuai AD/ART. Dengan semangat perubahan dan anti kemapanan bercita-cita untuk mewujudkan Apoteker yang sejahtera.Posisi TS Nurul dikalangan PC dan juga sebagaian PD, tidak memberikan ruang yang cukup kepada PC-PC, dan menempatkan urusan PC adalah tugassnya PD. Ada yang menyebutkan periode PP dibawah Nurul saat sekarang ini, sudah sangat mapan dan tidak mau berkeringat memikirkan kesejahteran apoteker, bahkan lebih sering menakut-nakuti apoteker dengan istilah Apoteker bertanggungjawab. Disisi lain, di apotik-apotik sudah tidak lagi resep yang mampir untuk ditebus pasien. Kapitasi JKN di PPK I telah membuat apoteker sengsara di apotik. Konsep kapitasi partsial yang sempat dibahas hangat beberapa waktu yang lalu tidak jelas jejaknya. ASAPIN (Asosiasi Apotik Indonesia) yang digagas PP IAI dan GP Farmasi dalam rangka merespons JKN belum menampakkan eksistensinya.
Maka berkembanglah istilah Calon Ketum (Incumbent) yang sudah mapan dan tidak doyan perubahan, berhadapan dengan figur calon Ketum Jamaludin sebagai simbol yang akan membawa perubahan bagi apoteker. Mana yang benar dan diyakini tentu berpulang kapada para teman sejawat yang memilih.
Untuk mengekspolari lebih lanjut gagasan masing-masing kandidat, PD Jawa Barat-Bantren, mengundang para kandidat Ketua Umum untuk datang ke Bandung 15 April 2018 tampil dikalangan insan Apoteker Jawa Barat dan Banten menyampaikan Visi ,Misi dan Konsep-Konsep strategis yang mereka pikirkan untuk mendapat penilaian kritis dari para insan apoteker.
Demikian juga Pengurus APTFI, mengundang para kandidat untuk hadir di Hotel Pangeran Pekan Baru tanggal 17 April 2018, untuk menyampaikan paparan visi dan misi kandidat dikalangan akademisi Pharmacist. Sejauh mana kebijakan dan strategi para kandidat untuk memajukan lembaga pendidikan tinggi farmasi. Hal ini adalah suatu kebiasaan yang baik dan perlu dikembangkan lebih lanjut pada komunitas farmasi lainnya, sehingga akan menemukan calon-calon Ketum yang berintegritas, dan berkompetensi tinggi dalam mambawa bahtera IAI.
Harapan kedepan
IAI adalah organisasi yang semakin besar dan terus berkembang, tentu memerlukan pengelolaan yang profesional, serius, tidak boleh sambilan, Sebagai suatu organisasi ysang dipercayakan pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas anggotanya dalam menjalankan profesinya, tentu mereka yang duduk didalamnya adalah bekerja sesuai fungsi dan tugasnya. Jangan begitu banyak pengurus tapi yang bekerja segelintir orang saja.
Untuk saat ini, PP tidak lagi terlalu berat memikirkan soal dana, sumber-sumber dana cukup mulai dari iuran, buku ISO, Penerbitan, kegiatan2 sertifikasi, Pertemuan Ilmiah Tahunan dan keiatan-kegiatan lainnya. Gunakanlah dana tersebut untuk turun ke cabang-cabang, berada ditengah mereka. Dengarkan apa yang dirasakan di grass root, berikan mereka motivasi, semangat dalam melakukan pengabdiannya. Jika itu yang dilakukan, maka semangat solidaritas akan terbangun, dan lembaga IAI akan semakin disegani dan dihormati dilingkungan organisasi kesehatan.
SELAMAT BERKONGRES.
Cibubur, 15 April 2018
Silahkan di share jika bermanfaat. -
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.