Tagged: apoteker, swamedikasi
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 4 months ago by zahran.
-
AuthorPosts
-
August 19, 2016 at 7:23 am #3565
Hi farmasetikers!
Self medication yang lebih dikenal dengan istilah swamedikasi atau Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) banyak didengungkan akhir-akhir ini. Berikut informasi selengkapnya yang dikutip dari situs mipa-farmasi.com.Saat ini masyarakat telah menyadari betapa pentingnya kesehatan bagi diri mereka pribadi dan keluarganya dengan melakukan berbagai cara untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegahnya dari serangan penyakit. Hal ini diupayakan melalui berbagai upaya untuk mencegahnya. Self care merupakan tindakan individu yang dilakukan untuk diri mereka sendiri dalam rangka menjaga dan memelihara kesehatan, mencegah maupun berhadapan dengan penyakit. Berolahraga, mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi dan rendah kalori serta membiasakan meminum air putih 8 gelas sehari merupakan contoh dari self care. Salah satu unsur dari self care adalah self medication yang lebih dikenal dengan istilah swamedikasi atau Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS).
Swamedikasi adalah upaya yang dilakukan oleh individu yang bertujuan untuk mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotek atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter. Dalam hal ini masyarakat merasa butuh akan penyuluhan yang jelas dan tepat mengenai penggunaan secara aman dai obat-obatan yang dapat mereka beli secara bebas tanpa resep dokter di apotek.
Swamedikasi (Self Medication) bagi sebagian masyarakat adalah melakukan pengobatan mandiri, tanpa melalui dokter ketika sedang sakit. Biasanya swamedikasi dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan mulai dari batuk pilek, demam, sakit kepala, maag, gatal-gatal hingga iritasi ringan pada mata. Sedangkan konsep modern swamedikasi adalah upaya pencegahan terhadap penyakit, dengan tentunya mengkonsumsi vitamin dan food suplement untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Hal-hal yang melatarbelakangi berkembangnya swamedikasi dikalangan masyarakat saat ini adalah:
a. Harga obat yang melambung tinggi, ditambah biaya pelayanan kesehatan yang semakin mahal, menyebabkan sebagian masyarakat berinisiatif mengobati dirinya sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran tanpa melalui konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Biasanya golongan ini akan mengarah kepada obat-obat mulai kategori OTC, DOWA sampai dengan Daftar G.
b. Pergeseran pola pengobatan dari kuratif rehabilitatif ke arah preventif promotif. Penyebabnya adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin tinggi, penghasilan perindividu meningkat, teknologi informasi semakin cepat, mudah dan jelas, dan lain-lain. Untuk ini upaya yang dilakukan adalah pencegahan terhadap kemungkinan terserang suatu penyakit, dan obat-obat yang dicari adalah food suplement atau obat-obat bebas.
Konseling swamedikasi sebaiknya dilakukan untuk penyakit ringan dan yang sangat penting sebelum melakukan swamedikasi harus mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit yang diderita serta obat yang sesuai untuk mengobati penyakit tersebut dan juga bagi kondisi fisik pasien.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam swamedikasi adalah:
- Membaca secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur yang disisipkan di dalam kemasan meliputi: komposisi zat aktif, indikasi, kontraindikasi, dosisi, efek samping dan cara penggunaan.
- Memilih obat dengan jenis kandungan zat aktif sesuai keperluan, seperti jika gejala penyakitnya hanya batuk maka pilih obat yang digunakan untuk mengatasi batuknya saja dan tidak perlu obat penurun demam.
- Menggunakan obat swamedikasi hanya jangka pendek (seminggu), jika gejala menetap atau memburuk maka segera konsultasikan ke dokter.
- Memperhatikan aturan pakai, bagaimana cara memakainya, berapa jumlahnya, dipakai sebelum atau sesudah makan serta berapa lama pemakaiannya.
Untuk lebih mengarahkan ketepatan pemilihan obat pada saat melakukan pelayanan swamedikasi, konseling pra layanan swamedikasi dapat dilakukan kepada apsien dengan arahan 5 pertanyaan penuntun sebagai berikut :
W (Who)= Untuk siapa obat tersebut?
W (What Symptoms)= Gejala apa yang dirasakan?
H (How Long)= Sudah berapa lama gejala tersebut berlangsung?
A (Action)= Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut?
M (Medicine)= Obat-obat apa saja yang sedang digunakan oleh pasien?Sumber : mipa-farmasi.com
Baca : Panduan Swamedikasi Penyakit Ringan Untuk Masyarakat dan Apoteker
- This topic was modified 4 years, 8 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.