Tagged: farmasi, herbal, industri obat, jamu
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 4 months ago by Hafshah.
-
AuthorPosts
-
August 10, 2016 at 3:22 pm #3478
Jamu digunakan sebagai pengobatan empiris secara turun-temurun selama ratusan tahun di Indonesia. Kini hadir Sentra Jamu Indonesia yang diresmikan oleh PT Sido Muncul (10/8).
Sido Muncul Resmikan Sentra Jamu Indonesia di Jakarta
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Sido Muncul melalui anak perusahaannya PT Muncul Mekar, hari ini Rabu (10/8) meresmikan Sentra Jamu Indonesia (SJI) yang terletak di Gedung Graha Muncul Mekar, Jalan Arteri Raya Kelapa 2 No.27 lt .GF Kebun Jeruk- Jakarta Barat. Harapannya dengan di bentuknya SJI produksi jamu ini lebih dikenal dan diminati masyarakat.
Dirut PT Sido Muncul Jonatha Sofjan Hidayat meyakini bahwa SJI ini akan memberikan dampak yang cukup besar untuk merakyatnya minuman jamu.
“Kita meyakini bahwa dengan adanya SJI ini akan mampu mengembangkan dan budayakan minuman jamu ini,” demikian kata Dirut PT Sido Muncul Jonatha Sofjan Hidayat di Jakarta, Rabu (10/8).
Untuk sementara, SJI baru didirikan di Jakarta, tetapi ke depan di sejumlah kota besar di Indonesia juga akan dibangun untuk memudahkan para pegiat jamu melakukan berbagai kegiatan terkait dengan jamu.
Menurut Sofyan, sarana seperti SJI saat ini sangat diperlukan untuk memberikan berbagai informasi soal jamu kepada masyarakat dan produsen jamu. Selain itu dengan diresmikannya SJI ini harapannya akan mampu mendorong aktivitas kalangan industri jamu, herbal dan farmasi.
Ia juga mengungkapkan bahwa dengan adanya SJI ini akan mampu menjadi ajang promosi guna meningkatkan daya saing jamu di dalam negeri dan pasar global dan menjaga agar produk jamu ini tidak diklaim oleh negara lain sebagai budaya mereka.
“Harapannya keberadaan minuman jamu sebagai warisan budaya leluhur kita tetap terjaga,” demikian tukasnya.
Sumber: jitunews.com
Gagasan ini sebelumnya telah diungkapkan oleh Direktur Utama Sido Muncul (SIDO) Jonatha Sofjan Hidayat kepada bisnis.com, Selasa 24/05/2016 lalu.
Sido Muncul Gagas Indonesia Herbal Center
Bisnis.com, SEMARANG—PT Sido Muncul Tbk.,(SIDO), perusahaan jamu dan farmasi menggagas berdirinya Indonesia Herbal Center (IHC) untuk memajukan industri jamu dan tidak diklaim oleh negara lain seiring berlakunya perdagangan bebas Asean.
Direktur Utama Sido Muncul (SIDO) Jonatha Sofjan Hidayat mengatakan pendirian IHC tidak lain untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia internasional bahwa produk jamu asal Indonesia memiliki keunggulan.
Selain itu, untuk memfasilitasi berbagai kendala yang menghambat aktivitas kalangan industri jamu dan herbal guna meningkatkan daya saing produk jamu domestik dalam persaingan pasar Asean dan global.
“Kami dirikan IHC supaya negara lain maupun negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean tidak mengklaim produk jamu dari mereka,” paparnya kepada Bisnis.com, Selasa (24/5/2016).
Keberadaan IHC, kata Sofjan, akan memfasilitasi pertemuan antara pelaku industri jamu dan herbal, pakar jamu serta penikmat jamu yang dikemas dalam forum diskusi.
Menurutnya, forum itu dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas yang akan mempertegas identitas jamu asal Indonesia.
Dia mengatakan kegiatan diskusi akan digelar rutin setiap hari dengan tema dan pembicara secara bergantian yang akan diisi pakar, akademisi, praktisi dan pelaku usaha lainnya, termasuk usaha kecil mengah (UKM) untuk membicarakan tentang jamu herbal.
Pada tahap awal, gedung IHC terdapat di Gedung Graha Muncul Mekar di Jl. Panjang Arteri Kelapa Dua No 27 Kebun Jeruk Jakarta.
“Grand launching pada Juni ini. Begitu di Jakarta sukses, saya akan membuat di Kota Semarang dan Surabaya. Prinsipnya, diskusi itu bukan ajang promosi. Perusahaan jamu lain kami persilakan,” terangnya.
Di negara Asia lainnya terutama China, Korea, dan India untuk penduduk pedesaan, obat herbal masuk dalam pilihan pertama untuk pengobatan, di negara maju pun saat ini kecenderungan beralih kepengobatan tradisional terutama herbal menunjukan gejala peningkatan yang cukup signifikan.
Pengobatan tradisional menurut Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan melingkupi bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan.
Sesuai dengan pasal 100 ayat (1) dan (2), sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan akan tetap dijaga kelestariannya dan dijamin Pemerintah untuk pengembangan serta pemeliharaan bahan bakunya.
Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional atau GP Jamu Jawa Tengah Nyoto Wardoyo mengatakan konsumsi jamu di Indonesia didominasi masyarakat dengan usia di atas 30 tahun atau mencapai 70% dari total konsumen.
“Sisanya 30% , dikonsumsi anak muda. Namun, perkembangan sekarang banyak anak muda yang mengenal produk jamu,” ujarnya.
Nyoto memaparkan untuk memacu penetrasi pasar ke kelompok masyarakat dibutuhkan berbagai langkah modernisasi agar produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan selera anak muda. Pengusaha jamu dituntut bisa memahami keinginan masyarakat muda.
Moderninasi produk dilakukan mulai dari rasa, kemasan, dan pola komunikasi dengan anak muda. Pihaknya juga berusaha meningkatkan kualitas produsen obat herbal di Jateng guna memacu penjualan.
Nyoto mengatakan kontribusi produksi maupun penjualan jamu di Jateng mencapai sekitar 60%-70% dari total produksi dan penjualan secara nasional. Melihat kondisi perekonomian dalam negeri yang cenderung membaik, dia meyakini target penjualan tahun ini senilai Rp18 triliun dapat tercapai.
Sumber: bisnis.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.