- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 6 years, 11 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
-
January 14, 2018 at 6:59 pm #8187
Hi farmasetikers!
Meetdoctor.com, Sebuah situs yang memiliki fitur tanya kepada dokter saat ini menjadi viral di kalangan apoteker, pasalnya seorang pasien yang bertanya terkait perbedaan obat kolesterol antara Perbedaan Lipitor, Simvastatin, Crestor, di Jawab oleh seorang dokter dengan menyarankan agar tidak menanyakan kepada apoteker untuk urusan penggunaan obat.Perbedaan Lipitor, Simvastatin, Crestor. Lebih Bagus Mana untuk Kolesterol?
Halo dokter, hasil cek darah saya tergolong tinggi kolesterol. Pertama kali cek di angka 300. Dokter saat itu menyarankan untuk minum Lipitor. Namun setelah beberapa bulan konsumsi, karena lipitor cukup mahal, saya menanyakan ke apotek apakah ada yang lebih ekonomis. Menurut apotek simvastatin yang paling ekonomis untuk kolesterol. Dan mereka memberi tahu juga ada crestor yang lebih mahal namun katanya lebih ampuh untuk menurunkan kolesterol. Pertanyaan saya: 1. Apa sih perbedaan simvastatin, lipitor, dan crestor? Apakah benar efektivitasnya berbeda? 2. Apa ada efek samping dari ke 3 obat tersebut? Karena harga berbeda, apakah crestor (paling mahal) efek sampingnya paling kecil? 3. Apakah obat kolesterol harus rutin setiap hari diminum? Atau bisa alternatif, daripada lipitor setiap hari. kalau coba konsumsi crestor 2 hari sekali apakah bisa seperti itu? Terima kasih jawabannya
Seorang apoteker mencoba menjawab dan menanyakan agar menarik tulisan “Untuk penggunaan obat , jangan lah menanyakan ke apoteker karena memang bukan kompetensinya dan mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai fungsional tubuh dan penyakit. ”
Hi,
disini saya akan coba menjelaskan dari segi farmakoekonomi maksud dari pertanyaan diatas.1. simvastatin, lipitor, dan crestor merupakan obat anti kolesterol yang sama-sama dari golongan Statin.
Lipitor (atorvastatin calcium) merupakan anti kolesterol asal Pfizer. Lipitor dikemas sedemikian rupa, dengan biaya penelitian sampai obat jadi, dan sumbernya berasal dari sumber yang berbeda dari luar negeri tentunya, belum lagi dgn biaya penyusun kristal kristal obat tsb selangit, untuk mencapai target kerja yang tepat di tubuh. oleh karena itu, Cost Effectively Analysis nya Mahal…Crestor (Rosuvastatin Calcium) berasal dari Osaka, Jepang. dan merek dagang dari AstraZeneca, mempunyai jawaban yang sama seperti Lipitor. Perusahaan/Industri Farmasi memasang target sendiri atau harga jual sendiri, berasal dari Negara2 Maju, berikut dg biaya penelitian obat tsb selangit.
2. dari segi aktivitas berbeda, bagaimana sifat kondisi tubuh orang. karena anatomi fisiologi setiap manusia berbeda. Untuk Hal ini Dokter, ini dikuasakan oleh dokter, untuk mendiagnosa, dan memilih obat yang TEPAT. Tetapi Hak Apoteker adalah memberikan informasi yang baik dan benar tentang ketiga obat tersebut. Tentunya Kami akan memberikan penjelasan obat SESUAI yang Dokter berikan dan resepkan kepada pasien.
3. Obat Kolesterol Diminum sesuai PERTIMBANGAN KLINIS dokter. dan untuk meminum obat,PASIEN HARUS PATUH.
Tugas Apoteker (PERMENKES RI NO.35 th.2014)
adalah PTO (Pemantauan Terapi Obat), MESO (Monitoring Efek Samping Obat), EPO (Evaluasi Penggunaan Obat), PIO (Pelayanan Informasi Obat), Konseling.untuk pertimbangan secara klinis dan ekonomi pemilihan obat anti kolesterol silahkan anda konsultasikan kpd Dokter anda. yang kedua, patuh minum obat, dan gaya hidup sehat.
Terima Kasih
Salam,
Apoteker.assalamualaikum. mengenai kalimat yang di tuliskan bahwa (jangan lah menanyakan ke apoteker karena memang bukan kompetensinya dan mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai fungsional tubuh dan penyakit) tolong di tarik kembali karena itu akan menyakiti kami sebagai seorang APOTEKER. Berbicara tentang kompetensi masing-masing memiliki kompetensi di dibidang Ilmu mereka. Saya tidak panjang lebar tapi yang perlu di tahu yang membuat obat itu adalah Apoteker dan apakah seorang apoteker tidak memahami betul obat yang di buatnya? terima kasih. kami menhargai profesi anda tolong hargai profesi kami. wassalamualaikum.
Sumber : meetdoctor.com
Seorang guru besar dari UGM, Prof Zullies Ikawati mencoba menengahi dalam akun facebooknyaJANGAN BERTANYA PADA APOTEKER??
Sebuah postingan tentang jawaban seorang dokter atas sebuah pertanyaan tentang obat dan menyebutkan agar “jangan menanyakan ke Apoteker” sedang menjadi viral….
Well…. ngga usah dibuat rame dulu… Harap sabar, ini ujian 😀
Mungkin sejawat dokter tersebut belum mengenal Apoteker yang seharusnya, atau memiliki role model Apoteker yang keliru… Jadi maafkanlah…. 🙂
Yang pertama, tunjukkan bahwa Apoteker memang kompeten. Ketika bicara obat, apalagi “cuma” membedakan atorvastatin dan simvastatin, Apoteker tentu bisa menjelaskan tempat aksi di mana obat bekerja dan bagaimana mekanismenya. Apoteker bahkan bisa menjelaskan perbedaan profil farmakokinetikanya jika diperlukan. Untuk itu pastinya Apoteker sudah belajar tentang fisiologi tubuh, patofisiologi penyakit sebagai ilmu pendukungnya, dan tentunya Farmakologi.. Ini mah makanan dari semester 2 atau 3 .. 🙂 Apoteker juga belajar Evidence-based medicine loh… jadi hasil uji-uji klinisnya juga bisa menjelaskan. Misalnya di sini : https://www.medscape.com/viewarticle/407812
Kekuatiran bahwa nanti Apoteker akan seenaknya mengganti obat mestinya tidak perlu terjadi, jika pasien bertanya pada Apoteker yg kompeten dan praktek bertanggung-jawab…
Yang kedua, jadikan ini sebagai introspeksi buat Apoteker. Jika ada profesi lain yang meragukan kemampuan kita, buktikan bahwa mereka keliru dengan makin memperkuat kompetensi dalam hal obat dan pengobatan… dan perlu diingat bahwa sesama profesi kesehatan adalah tim untuk mendukung pasien mencapai derajat kesehatan yang optimal…SO….SEMANGAT !! GA PERLU DIBIKIN GADUH…..
Sumber : facebook
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.