Tagged: apoteker
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 2 months ago by zahran.
-
AuthorPosts
-
October 11, 2016 at 7:47 pm #4735
Hi farmasetikers!
“Open your eyes!” itulah judul artikel dari situs haloapoteker.id yang menceritakan kondisi apoteker di berbagai negara. Akun twitter @kimiafarmacare membantu dengan beberapa gambar ilustrasi yang membuat semakin mudah untuk dibaca.
@KimiaFarmaCare:
Di Indonesia #Apoteker masih jarang dikenal dan kurang populer, terkadang malah disamakan dengan Dokter karena menggunakan jas yang mirip.
@KimiaFarmaCare
Pertanyaannya, apakah #Apoteker dan Farmasis di luar negeri keadaannya sama seperti di Indonesia?
@KimiaFarmaCare Oct 5 View translation
“Building on strengths – delivering the future” menjadi tagline yang menggambarkan semangat pelayanan kefarmasian di Inggris. #Apoteker
@KimiaFarmaCare
Di Inggris, kebanyakan masyarakat pertama kali justru akan menghubungi #Apoteker di fasilitas kefarmasian terdekat dari tempat tinggalnya.
@KimiaFarmaCare
Berbeda di Belanda, yg menarik justru kecenderungan pasien utk memiliki apotek dan #Apoteker langganan, juga sistem peresepan online yg rapiSelain apotek dan apoteker langganan, Belanda telah menerapkan sistem peresepan online yang rapi. GP (General Practitioner) atau dikenal sebagai dokter, dapat mengirimkan resep via email kepada apoteker yang diinginkan oleh pasien, sehingga pasien dapat mengambil obat ketika obat sudah siap. Apoteker akan menuliskan riwayat pengobatan pasien setiap terdapat pasien baru. Beberapa apotek dapat mengirimkan obat pasien langsung ke kediaman pasien tanpa biaya tambahan. Pengambilan atau penerimaan obat menggunakan keyword security tertentu untuk menjamin keamanan pasien dan kesalahan pengiriman.
Di Belanda, masa studi untuk menjadi seorang apoteker/farmasis adalah empat tahun pertama- mempelajari basis ilmu farmasi dan saintek farmasi. Dua tahun selanjutnya- kemampuan praktek, atau yang dikenal sebagai kemampuan klinis. Akan tetapi, dua tahun tersebut merupakan pilihan, seperti pengambilan studi profesi apoteker di Indonesia.
@KimiaFarmaCare
Gaji #Apoteker di Jerman merupakan salah satu yang cukup tinggi di dunia yang bahkan bisa mencapai angka kisaran Rp 900 juta/tahun.
@KimiaFarmaCare
Di Jerman, apotek wajib dimiliki hanya oleh #Apoteker, tdk ada apotek jaringan, harga obat resep seragam, dan rata-rata omset apotek Rp 30 MBeberapa kondisi yang mendukung gaji apoteker 900 juta/tahun ialah;
1. Apotek harus dan wajib dimiliki hanya oleh apoteker. Kebijakan didukung oleh Mahkamah Eropa tahun 2009 yang berisi mengenai hak kepemilikan apotek tanpa adanya keterlibatan dan kepentingan antara pemilik modal dengan apoteker.
2. Tidak adanya apotek jaringan, maksimal cabang apotek hanyalah tiga dengan syarat setiap cabangnya harus di kelola oleh apoteker penanggung jawab.
3. Harga untuk obat resep di Jerman seragam, karena diatur oleh undang-undang konsumen. Karena hal tersebut persaingan yang muncul adalah persaingan dalam hal memberikan pelayanan terbaik untuk menarik konsumen, sehingga apoteker berlomba-lomba melanjutkan studi setinggi-tingginya agar dapat melayani pasien dengan baik.
4. Gaji apoteker diatur oleh Asosiasi Apoteker Jerman (ABDA) yaitu di kisaran € 8,35, atau sekitar 125.250 rupiah per resep.
5. Rata-rata omset dari apotek di Jerman adalah € 2 juta pertahun, atau sekitar 30 Milyar rupiah.
@KimiaFarmaCare
Di Spanyol, obat-obatan hanya dapat dibeli di apotek dan umumnya #Apoteker disana memiliki kepribadian yang menyenangkan dan siap membantu.Yang menarik disana, apotek tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk membeli obat dan berkonsultasi, namun juga sebagai fasilitas dan ruang publik untuk berkomunikasi, bersosialisasi, bergossip, dan saling memberi informasi terkait kesehatan, seperti cara diet yang baik, tips kecantikan, dan lain-lain. Dari kebiasaan itu, maka terbentuklah komunitas-komunitas kesehatan masyarakat. Selain itu, beberapa apotek juga menyediakan pemeriksaan seperti kolesterol, glukosa, tekanan darah, dan parameter biokimia klinik lainnya tanpa biaya.
@KimiaFarmaCare
Sama seperti di Belanda, #Apoteker spanyol bersaing dalam hal memberikan pelayanan terbaik, bukan dari banyaknya omset penjualan produk.
@KimiaFarmaCare
Yang menarik dari negara tetangga Malaysia adalah kemampuan mereka dlm berkolaborasi antar profesi kesehatan, terutama dokter dan #Apoteker.
@KimiaFarmaCare
Di Malaysia dikenal istilah DS (Dispensing Separation), sistem/aturan yang menjelaskan batasan tugas antara antara dokter dan #Apoteker.Di Malaysia, Apoteker yang teregistrasi adalah mereka yang telah selesai menempuh studi farmasi di universitas selama 4 – 6 tahun hingga mendapatkan spesialisasi terkait obat seperti; sifat dan karakteristik, mekanisme aksi, formulasi, produksi, dosis dan cara pemakaian yang benar, toksisitas, inkompatibilitas dan interaksi, compounding and dispensing, wadah penyimpanan yang baik, transportasi dan distribusi, pembuangan yang benar. Malaysia telah menerapkan compounding and dispensing (pencampuran/peracikan dan penyerahan obat) menjadi satu sektor kesehatan sendiri yang hanya bisa dilakukan oleh apoteker legal yang terlatih dari lulusan universitas. Teman sejawat kita di Malaysia telah menunggu kebijakan ini selama 63 tahun, untuk pada akhirnya ditetapkan secara resmi oleh pemerintah dan pelaksanaannya cukup baik hingga sekarang.
@KimiaFarmaCare
Di Korea lain lagi, dukungan nyata dari pemerintah diberikan terhadap pengembangan dan penggunaan pengobatan tradisional. #ApotekerData dari Kementerian Kesehatan Korea (Ministry of Health and Welfare of Korea) jumlah pendatang dari luar negara Korea yang bertujuan untuk berkunjung ke klinik KOM dan rumah sakit dengan rawatan tradisional Korea (KOM Hospital) meningkat sebanyak 110.8% sejak tahun 2009. Negara dengan pasien terbanyak pengunjung Korea adalah Rusia, Jepang, disusul oleh Amerika, Jerman, dan China. Pasien yang datang ke Klinik KOM biasanya mereka yang menghindari rawatan bedah, mereka memilih KOM seperti akupuntur, obat tradisional, dan terapi fisik lainnya. Salah satu bentuk dukungan unik dari Pemerintah Korea terhadap KOM ialah pemerintah sempat mengajukan form perizinan penggunaan alat kesehatan modern untuk pengobatan tradisional, namun ditolak oleh World Medical Association dengan alasan biaya yang cukup mahal dan keselamatan pasien.
Sumber : haloapoteker.id dan @kimiafarmacare
- This topic was modified 4 years, 7 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.