Tagged: apoteker, meetdoctor, pelecehan apoteker
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 6 years, 11 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
-
January 19, 2018 at 7:25 pm #8317
Hi farmasetikers!
Dikutip dari tribunews, pihak Meetdoctor memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara tertulis kepada Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia terkait kasus “pelecehan” profesi apoteker.MeetDoctor Minta Maaf ke Ikatan Apoteker Indonesia, Ini Penyebabnya
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA – MeetDoctor adalah digital platform yang menyediakan konsultasi kesehatan online.
Pihak MeetDoctor, Senin (15/1/2018), mengunjungi Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia.
Mereka menyampaikan permohonan maaf dan mengklarifikasi kasus ‘pelecehan’ profesi apoteker yang dilakukan oleh seorang dokter melalui platform tersebut.
Diwakili Lugiardo Eka Putra (Digital Marketing Manager), Fransiscus Martinus (Operation Manager) dan Thania Gracela Berlin (Digital Marketing Staff), MeetDoctor secara khusus datang ke sekretariat PP IAI, di Tomang, Jakarta, untuk menyerahkan permohonan maaf secara tertulis.
Mereka Diterima oleh Ketua Umum PP IAI, Nurul Falah Eddie Pariang, Sekretaris Jenderal Noffendri Roestam, Bendahara Ellen Wijaya serta perwakilan Dityanfar (Direktorat Pelayanan Kefarmasian) Kemenkes, Heru Sunaryo.
Rombongan menyerahkan surat permohonan maaf yang ditandatangani oleh Presiden Direktur MeetDoctor, Naoto Shimazu, Digital Marketing Manager, dan Operation Manager.
Dalam surat bertanggal 15 Januari 2018, bernomor 303/SK/GA/I/2018, itu disampaikan permohonan maaf kepada apoteker di seluruh Indonesia.
Juga, klarifikasi mengenai berbagai persoalan yang muncul di media sosial selama ini.
Hal itu berawal dari jawaban atas sebuah pertanyaan yang dijawab oleh dr Ari Triwibowo.
Ia antara lain mengatakan, ‘Untuk penggunaan obat, janganlah menanyakan ke apoteker, karena memang bukan kompetensinya dan mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai fungsional tubuh dan penyakit’.
Pernyataan itu telah melukai apoteker di seluruh Indonesia dan menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
Adapun ketika diminta konfirmasi melalui akun Facebook-nya, dr Ari berkilah ia sudah tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut sejak tahun 2015 dan tidak bertanggungjawab atas pernyataan itu.
MeetDoctor menolak sanggahan dr Ari tersebut.
Dalam suratnya disebutkan MeetDoctor tidak pernah menyalahgunakan akun pribadi dokter yang dibuat oleh MeetDoctor untuk kepentingan perusahaan.
MettDoctor juga tidak pernah menggunakan operator untuk menjawab pertanyaan di website dengan mengatasnamakan seorang dokter.
‘’Dokter yang bersangkutan benar adanya pernah menjadi internal doctor di perusahaan kami sejak bulan Agustus 2014-Juli 2015,” ungkap Lugi yang menyatakan sudah berkomunikasi dengan dr Ari.
“Dan bertugas menjawab pertanyaan di website dan review artikel kesehatan,’’ ujarnya.
Menurut dia, dr Ari berniat untuk bertemu dengan PP IAI untuk menyampaikan permohonan maaf serupa.
Menanggapi hal ini, Nurul Falah menyatakan menerima permohonan maaf dari MeetDoctor.
‘’Pak dokter ini lagi khilaf, yang paling baik adalah kita memaafkan,” ucapnya.
“Dia pasti sudah menyadari kesalahannya, tinggal kita tunggu permintaan maafnya.”
“Dan pihak MeetDoctor sudah meminta maaf kepada IAI.”
“Kata MeetDoctor, pak dokternya juga sedang proses untuk meminta maaf.”
“(Berarti) sudah ada itikad baik.”
Saya selaku pimpinan IAI tentu saja memaafkan,’’ ungkap Nurul Falah ketika ditemui di Sekretariat PP IAI di Jl Wijayakusuma 17, Tomang, Jakarta.
Bagi Nurul peristiwa ini menjadi pelajaran bahwa profesi kesehatan justru seharusnya berkolaborasi dan bukan saling menyalahkan, yang merupakan tindakan tidak produktif. (*)
Sumber : tribunews.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.