Tagged: Obat, virus zika
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 8 years, 1 month ago by Hafshah.
-
AuthorPosts
-
August 31, 2016 at 7:16 pm #3835
Jakarta, Infeksi virus Zika masih menjadi perhatian banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Apalagi baru-baru ini dilaporkan ada infeksi virus Zika di Singapura. Namun ada sedikit harapan ketika penelitian terbaru menyebut Zika bisa dikendalikan dengan obat tertentu. Obat apakah itu?
Adalah peneliti di National Center for Advancing Translational Sciences (NCATS) bekerja sama dengan Johns Hopkins University, Baltimore, (JHU) dan Florida State University, Tallahassee, (FSU) yang baru-baru ini mengidentifikasi senyawa tertentu untuk menghambat replikasi virus Zika. Dilaporkan pula senyawa ini mampu mengurangi kemampuan Zika untuk menghancurkan pertumbuhan sel saraf yang membangun otak dan sistem saraf pada janin.
Dalam risetnya, para ilmuwan juga mengembangkan tes menggunakan caspase 3, protein yang menyebabkan kematian sel otak ketika terinfeksi virus. Alasannya virus zika menyerang hNPC yang menyebabkan aktivitas caspase 3.
Selanjutnya, 6.000 senyawa dalam obat diteliti dan diujikan pada virus Zika dari tiga strain yakni Asia, Afrika dan Puerto Rico. Dari situ diidentifikasi lebih dari 100 senyawa yang menjanjikan. Senyawa-senyawa itu lantas dievaluasi efek perlindungannya pada sel-sel otak yang telah terinfeksi virus Zika. Teknik serupa sebelumnya digunakan juga dalam mencari pengobatan untuk Ebola.
“Butuh waktu bertahun-tahun atau puluhan tahun untuk mengembangkan obat baru,” ujar Hongjun Song, Ph.D., Direktur Program Sel Punca di Institut Rekayasa Sel di Johns Hopkins University School of Medicine, Amerika Serikat. Demikian dikutip dari situs Johns Hopkins Medicine.
Karena itu ketimbang mengembangkan obat baru, peneliti lebih memilih obat yang sudah ada untuk menghadapi situasi yang dianggap darurat. Dengan demikian diharapkan bisa menemukan terapi lebih cepat.
Apa hasil penelitian? Dari pengamatan, emricasan, niclosamide dan inhibitor cyclin-dependent kinase (CDK) yang dikenal sebagai PHA-690509, diidentifikasi dapat mengurangi kematian sel neuron yang disebabkan oleh infeksi virus Zika.
Emricasan merupakan obat untuk mengurangi kerusakan hati dan fibrosis yang bersifat neuroprotektif, di mana saat ini sedang dalam tahap uji coba klinis. Sementara niclosamide adalah obat yang telah mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration AS untuk digunakan mengobati infeksi parasit. Sedangkan PHA-690509 mengandung antiviral yang sedang dalam tahap pengembangan.
Jadi dalam penelitiannya, peneliti melakukan percobaan pada ‘otak mini’ yang memiliki struktur sama dengan otak manusia. Dengan model ini, peneliti bisa mempelajari efek Zika pada manusia yang lebih akurat.
Obat yang bersifat neuroprotektif mencegah mekanisme yang menyebabkan kematian sel. Sedangkan obat-obatan antiviral bisa memperlambat atau menghentikan infeksi atau replikasi virus.
Hasil penelitian ini memang menjanjikan, namun Song belum bisa memastikan apakah ketika diterapkan pada manusia bisa mendatangkan hasil yang sama. Misalnya saja niclosamide memang bisa digunakan untuk mengobati infeksi cacing di saluran pencernaan, namun belum diketahui apakah bisa menembus sistem saraf janin yang menjadi target Zika.
Ternyata perjalanan menemukan cara mengatasi Zika masih panjang. Meski didapat efek menjanjikan dari obat yang telah ada, namun tetap perlu dilakukan studi-studi tambahan pada model binatang dan manusia.
Sumber: detik.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.