Tagged: generik, hepatitis, hepatitis c, sofosbuvir
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 1 year, 12 months ago by Hafshah.
-
AuthorPosts
-
November 18, 2016 at 3:05 pm #5343
Hai, Farmasetikers!
Kementrian Kesehatan menggelar tender (lelang) pengadaan obat hepatitis C, Sofosbuvir. Sofosbuvir merupakan obat hepatitis C yang telah dimasukkan ke dalam kategori obat esensial oleh WHO. Berikut selengkapnya dilansir dari tempo.co.
pic: greeners.co
Koalisi Obat Murah Apresiasi Tender Obat Hepatitis C Generik
TEMPO.CO, Jakarta – Koalisi Obat Murah (KOM) menyambut positif gerak cepat Kementerian Kesehatan menggelar tender pengadaan obat hepatitis C, Sofosbuvir. Upaya ini dilakukan untuk pengobatan sekitar 6.000 pasien yang terinfeksi virus mematikan tersebut.
“Tender ini menunjukkan Kementerian Kesehatan serius menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia dari ancaman epidemi hepatitis C,” kata Direktur Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana, yang juga juru bicara Koalisi Obat Murah, dalam siaran persnya, Jumat, 18 November 2016.
Aditya mengatakan upaya Kementerian ini adalah langkah awal yang ditunggu jutaan pengidap hepatitis C. Epidemi tersebut dianggap telah menjadi “pembunuh senyap” bagi puluhan ribu nyawa di Indonesia serta jutaan lainnya di seluruh dunia. Hepatitis C adalah virus yang menyebabkan pengerasan organ hati (sirosis) sehingga menyebabkan kematian.
Saat ini diperkirakan tiga juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis C. Penyakit tersebut telah menyebabkan kematian lebih dari 15 ribu pasien setiap tahun di Indonesia. Namun sekarang hepatitis C sudah bukan merupakan penyakit yang menyeramkan karena telah ada obat yang sangat efektif menyembuhkan penyakit ini hingga tuntas. Sofosbuvir, yang merupakan obat dari golongan Direct Acting Antiviral (DAA) ini, bahkan telah direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai obat esensial bagi penyakit hepatitis C.
Bersama kombinasi Ribavirin, Sofosbuvir diketahui memiliki tingkat efektivitas menyembuhkan penyakit hepatitis C lebih dari 95 persen. Pada 1 Juli 2016, obat ini telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Aditya mengatakan pihaknya meminta proses tender pengadaan obat ini berjalan dengan transparan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. “Kami berharap obat yang akan dibeli pemerintah adalah Sofosbuvir generik,” ujarnya. Harganya hanya 0,5 persen dari harga obat versi paten. Dengan membeli obat versi generik, pemerintah akan mampu membeli obat lebih banyak guna mengobati lebih banyak pasien dibanding membeli obat versi paten.
Sofosbuvir versi paten diketahui dijual di pasaran dengan harga Rp 13 juta per butir. Sedangkan Sofosbuvir generik bisa didapatkan di India dengan harga hanya Rp 52 ribu per butir, sudah termasuk pasangannya, Ribavirin. Perbedaan harga yang signifikan ini, kata Aditya, turut menjadi perhatian pula dari Koalisi Obat Murah. Aktivis kesehatan di seluruh dunia yang merasa bahwa perusahaan pemilik paten obat Sofosbuvir bertindak sewenang-wenang menetapkan harga tanpa mempedulikan keberlangsungan nyawa pengidap hepatitis C.
Sumber: https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/18/173821277/koalisi-obat-murah-apresiasi-tender-obat-hepatitis-c-generik
Sofosbuvir, Harapan Baru untuk Penderita Hepatitis C
Adanya obat baru Sofosbuvir membangkitkan harapan pasien Hepatitis C untuk bisa sembuh total. Tingkat kesuksesan obat ini untuk penyembuhan lebih dari 90 persen dan tidak memiliki efek samping yang berat. Sayangnya, obat itu belum tersedia di Indonesia.
Di Indonesia, menurut Indonesia AIDS Coalition (IAC) diketahui sudah ada 7 orang yang mendapat pengobatan dengan Sofosbuvir. Empat di antaranya adalah staf IAC yang positif hepatitis C. Mereka harus jauh-jauh ke India untuk mendapatkan obat tersebut.
Ayu Oktariani, salah satu yang mendapat pengobatan Sofosbuvir mengaku obat tersebut bekerja sangat baik di tubuhnya. Jika sebelumnya jumlah virus hepatitis C Ayu sebanyak 4.800.000, setelah mengonsumsi Sofosbuvir selama 4 minggu, virusnya sudah turun jauh menjadi sekitar 800 kopi.
Ayu berharap tak hanya dirinya yang bisa merasakan manfaat adanya obat Sofosbuvir. Ia mengatakan, cukup banyak pasien hepatitis C yang membutuhkan obat itu. Berdasarkan data terbaru dari jurnal Lancet Juni 2015, pengidap hepatitis C di Indonesia diperkirakan sekitar 2 juta orang.
Ayu bersama IAC dan juga Koalisi Obat Murah pun mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Kesehatan untuk segera mengupayakan peredaran obat Sofosbuvir di Indonesia.
“Yang butuh ini (obat) bukan cuma saya. Obat ini benar-benar dibuthkan. Enggak tau gimana caranya sofosbuvir ini harus masuk ke Indonesia,” kata Ayu di Jakarta, Selasa (18/8).
Adapun obat yang ada di Indonesia saat ini adalah Pegylated Interferondengan kombinasi Ribavirin. Obat tersebut digunakan dengan cara disuntik di perut dan Ribavirin secara oral. Obat yang sudah dijamin oleh Jaminan Kesehatan ini harganya jauh lebih mahal yakni sekitar 80 juta untuk sekali pengobatan. Efek sampingya juga lebih berat sehingga penggunanya banyak yang tak meneruskan pemakaian obat.
Sementara itu, Sofosbuvir versi generik telah diproduksi oleh perusahaan farmasi generik di India dengan harga lebih murah, yakni sekitar Rp 2,6-3,6 juta per botol untuk kosumsi selama 4 minggu. Total untuk sekali pengobatan atau sekitar 6 bulan, Sofosbuvir termasuk kombinasi Ribavirin bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp 24 juta.
IAC pun berharap obat Sofosbuvir segera beredar di Indonesia dan masuk dalam program JKN. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan di Amerika telah memberikan ijin edar Sofosbuvir pada 2013 lalu.
Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis C menyebabkan sirosis hati yang bisa berujung pada kematian. Jika pasien hepatitis C tidak disembuhkan, penularan virus akan terus terjadi.
Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/08/sofosbuvir-harapan-baru-untuk-penderita-hepatitis-c
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.