Tagged: iai, ikatan apoteker indonesia
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 6 years, 5 months ago by farmasetika.com.
-
AuthorPosts
-
April 17, 2018 at 11:05 pm #9075
Hi farmasetikers!
Kongres Nasional XX Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang akan memilih Ketua Umum Pengurus Pusat IAI segera dilaksanakan besok, 19-21 April 2018 di Riau, Pekanbaru. Berikut adalah opini dari Karyanto, Sarjana Farmasi UGM, Konsultan Komunikasi Farmasi PharmaONEBRAND.Menelisik Personal Branding Ketum IAI Zaman Now
Pekan ini, insan apoteker Indonesia tengah hangat membincangkan figure-fugure yang akan bertarung mengemukakan ide, gagasan dan solusi dalam menggerakkan organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Hiruk pikuknya sudah terasa setidaknya dalam tiga bulan terakhir. Suasana juga hangat, mulai dari: ada Pengcab yang membuat voting mencari sosok figure yang akan digadang-gadang di kongres. Ada kampanye via Kaos. Ada roadshow. Itu sebuah eforia yang wajar semata.
Itulah gegap gempitanya menyambut ajang pemilihan Ketum IAI yang akan menjadi ‘menu’ paling lezat dalam kongres- yang akan menjadi pusat grafitasi insan apoteker saat perhelatan Kongres XX IAI pada 19 – 21 April 2018 di Pekan Baru, Riau, berlangsung.
Lantas, substansi apakah yang harusnya dikedepankan, apa yang diperlukan IAI atas sosok calon Ketumnya? Agar mampu membawa organisasi profesi kesehatan ini, tampil elegan sebagai representatif apoteker di Indonesia?
Pada level skala ini, maka personal branding Ketum IAI yang terpilih nanti, akan sangat membantu gerak-lincahnya mengorganisasi manajemen IAI. Koq begitu? Ini ulasannnya!
Mari kita melihat sedikit, ke peta perpolitikan nasional, sebagai contoh fakta semata. Bahwasannya, popularitas yang dimiliki Jokowi pada dasarnya merupakan kesuksesan personal branding – yang kemudian berkembang menjadi political marketing.
Yang membedakan Jokowi adalah, di saat banyak tokoh politik lain- yang lebih banyak melakukan kegiatan political marketing via media massa, Jokowi mengembangkan personal brand -nya sendiri, yang berbeda dari orang lain, dengan prinsip direct selling marketing sebagai bentuk political marketing.
So, bagaimana dengan personal branding kandidat Ketum IAI yang akan bertarung di kongres?
Saya tidak akan membahasnya, saya tidak ingin dicap- di labeling sedang melakukan kampanye untuk calon kandidat tertentu. Yang ingin saya tawarkan, bahwa membawa gerbong besar dan beragam kepentingan para apoteker yang berprofesi diberbagai lini adalah perlu personal branding yang kuat..!
Saya, sebagai Sarjana Farmasi, yang puluhan tahun berkecimpung sebagai praktisi Komunikasi, ingin menyampaikan hal-hal dasar tentang perlunya talenta seorang Ketum IAI, dengan personal branding yang kuat, agar mampu memikul amanah yang diberikan oleh peserta kongres!
#Tiga Elemen Ketum IAI Zaman Now!
Leader Ketum IAI masa depan- yang akan memimpin Apoteker Zaman Now, perlu memiliki: 1. Talenta leadership, 2. Kemampuan lobbying, 3. Manajemen Komunikasi Publik, yang sangat kuat.
Tiga kebutuhan dasar talenta Ketum ini, akan mampu membawa gerbong IAI melesat lintas sektor kesehatan, lintas profesi kesehatan, dan lintas birokrasi.
Dari tiga elemen utama tersebut, sangat perlu ditunjang oleh kekuatan posisi personal branding dari Ketum IAI.
Kekuatan personal branding akan membantu dan memudahkan mengelola organisasi, karena personal brandingnya akan menjadi kendaraan yang akan membawanya melintasi setiap tikungan-tikungan penguatan persepsi publik.
Rampersad pernah mendefinisikan personal branding: sebagai persepsi yang diberikan orang lain kepada diri seseorang. Personal branding biasanya mencerminkan siapa diri kita, apa yang kita yakini, apa yang kita kerjakan dan bagaimana kita melakukannya.
Jika itu dicitrakan kepada publik yaitu para apoteker, dan para apoteker itu menerimanya, maka setidaknya jalan mulus memimpin organisasi bakalan ditemui.
Modal Trust dari anggota menjadi kapitalisasi yang sangat mahal harganya, dan jika itu sudah ada digenggaman Ketum IA, maka tugasnya akan mudah sekali digulirkan. Karena pasukan perang yaitu para apoteker, berjejer baris rapi menunggu komando sanga jenderal yaitu Ketum IAI!
Demikian jika sebaliknya, jika karena Modal Trust tidak dapat diperoleh dari anggota, maka akan sangat sulit seorang Ketum IAI menggerakkan roda organisasi.
Porter pernah sangat tegas berpendapat, bahwa keunggulan komparatif suatu negara akibat faktor endowments (anugerah), seperti tanah yang luas, sumber daya alam mineral dan energi dan populasi yang besar, tidak serta merta membawa pada keunggulan kompetitif.
Jika ini ditarik ke dalam perspektif organisasi, maka keunggulan kompetitif organisasi bukan dari lahir sejak awal, yang sejak awal tersistematika dengan baik. Perspektif keunggulan kompetitif organisasi jangka panjang, muncul saat organisasi mampu menghasilkan talenta lebih dari ekspektasi yang dibutuhkan.
Persoalan dasar organisasi-organisasi kekinian, tidak mampu menghasilkan talenta yang dibutuhkan anggota. Ini yang saya maksudkan, bahwa talenta leadership Ketum IAI, tidak saja mampu menggulirkan roda organisasi dengan piawai, tetapi juga mampu membangun pondasi yang kokoh untuk melahirkan talenta penerus kepimpinan IAI di masa datang.
Terlebih tantangan zaman now, era digital, semakin dinamis bergerak, seorang Ketum IAI harus mampu membangun sinergi dengan banyak pihak, dengan banyak stakeholder yang terkait.
Karena sejatinya dipundaknya ditumpukan asa dari para apoteker- yang keberadaannya berserak di seantero nusantara, tetapi hati dan jiwanya terpaut dalam memuliakan profesi kefarmasiannya!
Selamat memilih Ketum IAI Zaman Now!
sumber : pharmaonebrand.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.