- This topic is empty.
-
AuthorPosts
-
April 17, 2020 at 7:27 pm #31116
Hi farmasetikers!
Pahlawan Farmasi #PharmacyHeroes yang dikampanyekan para apoteker seluruh dunia dalam memerangi COVID-19 terus didengungkan di media sosial. Apoteker yang berjuang di garda terdepan layak disematkan sebagai Pahlawan Farmasi. Berita duka datang dari Jawa Timur.Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menyatakan bahwa dari 46 tenaga kesehatan di Jatim yang terpapar Covid-19, 1 di antaranya adalan apoteker, 16 orang dokter, 2 orang laborat dan 27 orang perawat.
Mari kita doakan, semoga para tenaga kesehatan lekas sembuh dan dapat bertugas kembali!
46 Tenaga Kesehatan di Jatim Terpapar Corona, 16 di Antaranya Dokter, Sembuh 19
SURYA.CO.ID | SURABAYA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur menyampaikan duka cita sembari mengumumkan adanya satu perawat di RS Siloam Surabaya yang gugur karena covid-19.
Sebagaimana disampaikan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Joni Wahyuhadi perawat yang meninggal tersebut terkonfirmasi positif covid-19.
“Beliau adalah supervisor perawat yang tugasnya mensupervisi tenaga medis yang lain. Beliau terpapar covid-19 karena sebelumnya tidak tahu kalau yang dirawat ini adalah positif covid-19,” kata Joni saat press conference di Gedung Negara Grahadi, Kamis (16/4/2020) malam.
Joni mengatakan bahwa kasus tenaga medis yang terpapar covid-19 kebanyakan menghadapi kasus seperti itu.
Di mana mereka tidak langsung merawat pasien yang ada di ruang-ruang isolasi, melainkan berkontak dengan pasien yang mulanya belum diketahui adalah covid-19.
“Saat ini yang tepapar covid-19 itu hampir semua bukan merawat langsung pasien covid-19. Tapi merawat orang yang awalnya tidak terdiagnosa covid-19,” tambah Joni.
Artinya ditegaskan Joni, bahwa Orang Tanpa Gejala (OTG) di Surabaya banyak sekali.
Dan OTG yang saat ini terkonfirmasi positif kebanyakan baru terdeteksi saat mereka melakukan tes atas inisiatif atau karena ternyata diketahui memiliki indikasi kontak setelah di-tracing.
“Maka solusinya ya harus diperbanyak tesnya. Dan yang efektif ya swab PCR-nya yang diperbanyak. Dan yang utama dari itu adalah pencegahan. Jaga jarak, pakai masker, jangan keluar rumah kecuali sangat penting,” kata Joni.
Sementara itu Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kohar Hari Santoso mengatakan di Jatim kini total 46 orang terpapar covid-19.
Mayoritas adalah kasus yang tak langsung berkontak dengan pasien positif covid-19.
“Di Jatim ada 46 tenaga kesehatan yang terjangkit covid-19. Kejadiannya seperti yang disampaikan dokter Joni. Sebagian besar terpapar karena mereka kurang siap ketika menghadapi pasien yang ada covid-19,” kata Kohar.
Dari sebanyak 46 orang tenaga kesehatan yang terjangkit covid-19, terdiri dari dokter 16 orang, perawat sebanyak 27 orang, seorang apoteker, dan laboran dua orang.
“Dari jumlah itu yang sudah sembuh ada 19 orang, yang masih dirawat 26 orang. Dan yang meninggal ada satu orang yang hari ini,” pungkas Kohar.
Sumber : tribunews.com
46 Tenaga Medis RS dr Kariadi Positif Corona dan Pentingnya Kejujuran Pasien
[caption id="" align="alignnone" width="640"]
Tenaga medis menggunakan alat pelindung diiri saat melayani warga yang akan berobat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Dumai Kota di Dumai, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid[/caption]
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikejutkan dengan kabar 46 tenaga kesehatan di RSUP dr Kariadi Semarang yang terkonfirmasi positif virus corona. Padahal, dalam laporan terakhir yang diterimanya, jumlahnya tak sebanyak itu.
“Yang saya tahu, kemarin saya dilapori tapi jumlahnya 24 atau 25 (orang),” ucap Ganjar, Kamis (16/4).
Ganjar belum merinci siapa saja tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19. Namun, ia mengungkapkan sebagian besar adalah dokter dan beberapa perawat. Termasuk berapa banyak tenaga medis yang terpapar corona dari pasiennya.
Kini, pihaknya sedang fokus menyiapkan lokasi isolasi bagi para tenaga medis yang terpapar virus corona. Rencananya, mereka akan diisolasi di Hotel Kesambi Hijau, Jalan Diponegoro, yang menyediakan 80 kamar.
“Iya (benar). Kemarin saya dihubungi Kadinkes untuk menyiapkan tempat isolasi dan sudah kami sediakan. Mereka semua sudah menjalani isolasi di tempat itu. Kami akan dukung penuh para pejuang kemanusiaan ini untuk bisa kembali sehat dan dapat melaksanakan tugasnya,” kata Ganjar.
“Mereka diisolasi sejak kemarin, semuanya dalam kondisi baik saat ini,” lanjutnya.
Perawat di Surabaya Meninggal Tertular Corona dari PasiennyaSementara itu, di Jawa Timur, seorang perawat RS Siloam Hospitals Surabaya meninggal dunia setelah dinyatakan positif COVID-10. Padahal, perawat itu tidak secara langsung menangani pasien positif COVID-19.
“Saya mendengar seorang pesawat yang barusan meninggal. Saya mengucapkan berbela sungkawa. Itu seorang supervisor perawat tugasnya mensupervisi. Kemudian, beberapa tenaga medis yang lain itu juga tidak tahu yang dirawat itu positif COVID-19 ini,” kata Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi.
Joni mengakui banyak tenaga medis yang tidak melaporkan kondisinya kepada pihak berwenang. Bahkan, beberapa dari mereka tertular virus corona dari pasiennya dan tak menunjukkan gejala klinis.
“Beberapa tenaga medis saat ini terpapar dan terkena COVID-19 hampir semuanya bukan tenaga medis yang merawat langsung pasien COVID-19. Beliau merawat pasien-pasien pada awalnya tidak terdiagnosa COVID-19,” jelas Joni.
Kabar meninggalnya perawat senior Siloam Hospitals Surabaya ini menjadi pertama yang dilaporkan. Sementara itu, kasus tenaga medis terpapar virus corona di Jawa Timur mencapai 46 orang.
Dari 46 itu diantaranya 1 orang apoteker, 16 dokter, 2 laboran, dan 27 perawat.
“Sudah sembuh 19, masih dirawat 26, meninggal 1,” ucapnya.Dalam catatan kumparan, setidaknya ada 28 tenaga medis yang meninggal karena terinfeksi virus corona. Sebanyak 22 di antaranya merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sementara sisanya ialah dokter gigi yang bernaung di bawah organisasi Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
Dokter Umum Rentan Tertular Virus Corona
IDI sebelumnya telah mengimbau semua dokter untuk melayani pasien virus corona. Tak hanya bagi dokter di RS rujukan, tetapi di semua layanan.
Dari temuan IDI, banyak pasien yang terpapar virus corona namun tak ditangani di RS rujukan, melainkan ke klinik dokter.
“Banyak korban yang dilaporkan ini kan tidak terpapar di rs rujukan. Tapi di pelayanan praktik sehari-hari,” kata Humas IDI Halik Malik, Sabtu (4/4).
Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) juga mendapatkan banyak keluhan dari dokter umum yang kekurangan alat pelindung diri (APD). Padahal, dokter umum sangat rentan terpapar COVID-19, terutama dari pasien tanpa gejala.
Masalahnya lagi, kebanyakan dokter umum yang bertugas di Puskesmas maupun yang membuka praktik sendiri tidak selalu menerapkan protokol penanganan COVID-19 bagi seluruh pasien.
“Karena pasiennya tidak bergejala, awareness-nya kita tidak selengkap dengan teman-teman di rumah sakit,” kata Sekretaris Umum PDUI dr. Ardiansyah Bahar kepada kumparan, Minggu (12/4).
Sumber : kumparan.com
-
AuthorPosts
- You must be logged in to reply to this topic.